Review Seperti Sungai yang Mengalir karya Paulo Coelho



Novel karya Paulo Coelho dengan judul Seperti Sungai yang Mengalir merupakan salah satu novel yang memberikan banyak inspirasi hidup bagi para pembacanya. Novel ini berisi 102 kisah pendek yang termuat dalam 303 halaman. Tiap cerita dalam novel ini menggambarkan buah pemikiran dan pandangan Paulo Coelho terhadap kehidupan, kematian, takdir, pilihan maupun keputusan yang dibuat dalam hidup serta tentang cinta, kehilangan dan pengorbanan.

Sosok Paulo Coelho tergambarkan dengan jelas pada tulisan tulisannya merupakan seorang hamba yang taat pada agamanya, seorang yang sangat menghargai sesamanya dan memaknai setiap kesempatan berbuat baik selama hidup sebagai cara mendekatkan diri pada Tuhan sambil selalu menjalani kehidupan ini dengan 'hidup' dan tidak hanya melaluinya begitu saja sebagai suatu rutinitas. Dalam salah satu cerita pendeknya dengan judul "Manusia Memang Aneh" pada halaman 246 Paulo Coelho menulis:
Apa sifat yang paling aneh pada manusia?
Sifat sifat kita yang serba bertolak belakang. Waktu masih kecil, kita ingin cepat cepat dewasa, lalu setelah dewasa kita merindukan masa kecil yang telah hilang. Kita mencari uang sampai sakit-sakitan, lalu uang itu kita habiskan untuk berobat supaya sembuh. Kita begitu cemas memikirkan masa depan, sampai sampai kita mengabaikan masa kini, sehingga kita tidak benar-benar hidup di masa kini maupun di masa depan. Kita hidup seolah olah kematian tidak berkuasa atas diri kita, dan kita mati seolah olah kita tidak pernah menjalani hidup.
Dalam karyanya Seperti Sungai yang Mengalir Paulo Coelho merupakan seorang yang terbuka terhadap pandangan seluruh agama sebab Paulo Coelho meyakini bahwa semua agama memiliki satu tujuan yang sama namun masing masing dari kita berupaya dengan cara cara kita sendiri untuk menuju ke titik cahaya tersebut. Namun, Paulo Coelho mengingatkan bahwa masing-masing dari kita yang bertanggung jawab secara langsung atas keputusan yang diambil bukan pemimpin agama kita, karena kita sendirilah yang bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang kita lakukan. Pada halaman 227 dengan judul "Orang Katolik dan Orang Muslim" dituliskan:
Tapi kami pun sama. Dia berusaha mematuhi Tuhan, sama seperti saya. Hanya saja kami mengikuti hukum-hukum yang berbeda. Sayang sekali orang-orang hanya melihat perbedaan-perbedaan yang memisahkan mereka. Seandainya kita memandang dengan rasa sakih yang lebih besar, kita akan lebih banyak melihat kesamaan-kesamaan di antara kita dan sebagaian dari masalah-masalah di dunia ini akan terselesaikan.
 Dalam beberapa judul cerpennya mengangkat topik tentang ketulusan cinta dimana ketika selesai membacanya akan meninggalkan perasaan hangat di hati, membuat kita ikut merasakan cinta itu sendiri melalui kalimat kalimat yang ditulisnya. Paulo Coelho mematahkan kalimatnya sendiri pada halaman 287
Akan gegabah sekali seandainya saya mencoba mendefinisikan perasaan ini. Sebab saya, seperti halnya orang-orang lain, hanya bisa merasakannya. Ribuan buku telah ditulis tentang cinta; drama-drama dipentaskan, film-film dibuat, syair-syair digubah ukiran-ukiran dipahat dari kayu maupun pualam. Namun yang mampu disampaikan para seniman hanyalah gagasan tentang cinta, bukan perasaan cinta itu sendiri.
Paulo Coelho memang tidak membuat kita merasakan jatuh cinta, tapi membuat kita merasakan kehadiran cinta itu pada karakter-karakter dalam tulisannya dan kita terbawa hanyut dalam pusaran cerita cinta yang ditulisnya. Misalnya pada tulisan tentang "Di Sebuah Bar di Tokyo" halaman 24 meninggalkan perasaan betapa dalam dan tulus Hoki Miller mencintai Henry Miller hingga kita ikut merasakan ketulusan cintanya. Pada halaman 213 "Awan dan Bukit Pasir" membuat kita ikut merasakan tentang pengorbanan pada orang yang dicintai dan menunjukkan bahwa cinta meninggalkan bekas dan membawa perubahan.

Pada akhirnya saya memberi rate 5 dari 5 dan merekomendasikan novel ini untuk menjadi bacaan ringan yang penuh inspirasi dan membuka pandangan kita tentang hidup dan cara memaknai setiap kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita.

Comments

Popular Posts