Kerja Praktek Kamojang

Salah satu mata kuliah di jurusan saya adalah kerja praktek yang mengharuskan mahasiswa untuk belajar mengenai pengaplikasian ilmu kuliah di dunia kerja. Pemilihan perusahaan yang dijadikan tempat untuk kerja praktek adalah murni pilihan mahasiswa yang bersangkutan. Tiap mahasiswa membuat proposal kerja praktek sesuai dengan topik yang ingin dipelajari nantinya dan selanjutnya proposal tersebut dimasukkan ke beberapa perusahaan yang diminati. Saya mengambil mata kuliah kerja praktek ini saat semester 6 dan perusahaan tempat saya kerja praktek adalah di Indonesia Power UPB Kamojang.
teman serumah sesama kerja praktek di kamojang
Sebelumnya belum pernah saya dengar nama tempat Kamojang, dan beberapa senior saya yang dulunya kerja praktek disana memberikan banyak saran dan cerita seputar Kamojang. Ada yang mengatakan itu terletak di atas gunung, transportasi umum minim, suhu tidak pernah melebihi 20 derajat celcius dan banyak hal. Hal ini membuat saya makin penasaran dan menanti hari-H keberangkatan, yakni tanggal 23 Juni 2013. Ada 7 orang total yang berangkat ke Kamojang, 2 orang di IP dan sisanya laki-laki semua di Pertamina Kamojang. Kami berangkat dengan kereta mutiara selatan dan turun di stasiun Bandung, dari stasiun Bandung ke Kamojang kami menyewa mobil. Jalan yang dilalui hingga sampai ke tempat kos kami selama di Kamojang lumayan rusak dan cukup menanjak dengan pohon pinus di kanan kiri jalan. Pemandangan yang sangat bagus dan jarang bisa dinikmati. Sesampainya di tempat kos, Ibu Wati, Ibu kos kami menyuguhkan teh hangat, yang hanya perlu waktu 15 menit berubah menjadi es teh. Satu perkataan senior saya terbukti, suhu saat itu hanya berkisar belasan derajat celcius dan bahkan di tempat kos terdapat perapian, suatu hal yang menurut saya aneh jika ada di Indonesia.
suasana saat berkabut
Dari kos ke IP berjarak sekitar 3 km dengan kendaraan umum yang ada hanyalah angkot. Sebenarnya angkot ini bukan angkot sebagaimana kita temui, tapi kendaraan pick up yang atasnya dikasih penutup dan di dalamnya diberi bangku kayu memanjang di sisi kanan dan kirinya. Uniknya lagi di bawah bangku ada ember yang dipakai saat ada penumpang yang mabuk. Jalanan dari Kamojang ke kota terdekat, Garut berlika liku mengingat merupakan daerah pegunungan dengan tanjakan curam sehingga bagi orang-orang yang suka mabuk darat, kemungkinan mabuk selama perjalanan cukup tinggi. Dari tempat kos ke tempat kerja praktek, kami naik angkot ini dengan biaya Rp.3000,00. Sekali berangkat penumpang angkot lumayan banyak hingga ada yang bergelantungan di belakang angkot. Teman saya yang laki-laki berkesempatan mengalami sensasi ini. Bergelantungan di belakang angkot dengan jalanan berkelok kelok dan menanjak. Hari pertama KP diperkenalkan mengenai perusahaan, sejarahnya, prosedur safety hingga ke control room.
jalanan antara rumah kos ke tempat kerja praktek
Sebegitu dinginnya Kamojang, kabut hampir tiap hari menyelimuti di pagi hari dan sore hari, akibatnya jarak pandang menjadi pendek. Bahkan warung makanan yang ada di sekitar kosan jam setengah 6 sore sudah ditutup pintunya. Bukan karena memang sudah tutup, tetapi karena mencegah kabut masuk ke dalam. Selama berada di Kamojang, aktivitas apapun yang kami lakukan tidak akan pernah membuat kami berkeringat. Hal yang sangat kontradiksi dengan keseharian kami selama kuliah di Surabaya.

rumah kos ibu wati
Hari hari selanjutnya selama kerja praktek setelah ke control room dan jalan-jalan mengelilingi perusahaan hingga sampai ke ruang generator, yang kami lakukan adalah mengambil data terkait topik kerja praktek yang diambil, lalu mengerjakan buku, ke perpustakaan. Beberapa hari sebelum hari terakhir kami diwajibkan mempresentasikan hasil kerja praktek kami di depan bapak-bapak Indonesia Power sehingga kami mendapat beberapa masukan dan kritik terkait dengan apa yang telah kami kerjakan.
satu satunya transportasi umum dari dan ke garut
Beberapa minggu tinggal di Kamojang memberikan banyak pengalaman baru, suasana baru, teman baru dari berbagai universitas, bahasa baru (sunda) dan bermacam cerita unik yang sangat menyenangkan untuk dikenang. Apabila diberi kesempatan untuk kesana lagi, sekedar berlibur tentu saya sambut. Thats one of the most exciting part of my life journey :)

Comments

  1. mba, boleh minta kontak kos-kosan ibu wati di kamojang? boleh minta dikirim ke astrijuli84@yahoo.com terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts